Udara sejuk dan pepohonan yang rindang menyambut ketika sampai di Green Canyon. Destinasi wisata alam dari Ciamis, Jabar ini, menjadi obat lelah paling ampuh saat akhir pekan.
Hiruk pikuk Kota Jakarta begitu menyesakkan. Setelah beberapa proyek sudah diselesaikan dengan susah payah, akhirnya kami memutuskan untuk liburan. Setelah perdebatan yang alot akhirnya kami memutuskan satu tempat untuk berlibur dan Bandung menjadi kota yang kami tuju.
Kami pun berangkat dengan 2 mobil. Tapi entah kenapa, seperti ada bisikan di tengah jalan kami memutuskan untuk mengubah haluan ke Daerah Ciamis, yaitu Green Canyon.
Setelah berjam-jam melakukan perjalanan, saya dan teman-teman rehat sebentar untuk melaksanakan salat Ashar dan Magrib, di Masjid Agung Ciamis. Di sana tampak kesehajaan orang-orang tatar Pasundan yang begitu ramah dan murah seyum. Mungkin itulah salah satu pembuktian dari pepatah sunda, yakni "Siling Asih Siling Asuh dan Silih Asah".
Setelah dirasa cukup beristirahat, kami pun melanjutkan perjalan. Bukit terjal dan lembah, kami lalui. Sampai akhirnya, pukul 21.00 WIB kami sampai di Pantai Pangandaran.
Di Pantai Pangandaran kami memutuskan untuk menginap satu malam. Seperti di daerah wisata lainnya, banyak yang menawarkan penginapan seperti halnya di Puncak, Bogor. Beberapa tawaran pun kami hiraukan. Hingga akhirnya, kami menemukan tempat yang cocok di sana.
Setelah barang-barang diturunkan dan istirahat sebentar, kami pun melanjutkan untuk mencari makan malam. Setelah 2 jam makan dan menikmati indahnya malam Pantai Pangandaran, kami pun kembali ke penginapan.
Ada kesenangan pasti ada juga kesengsaraan. Di pagi yang cerah, kejadian yang tidak diinginkan pun datang. Salah satu ponsel teman kami hilang entah di mana. Setelah jam menunjukkan pukul 10.00 WIB, kami berangkat ke tujuan sebenarnya, yaitu Green Canyon.
Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam, kami pun sampai di lokasi. Udara sejuk dan pepohonan yang rindang menyambut kami. Panorama ini, seraya berkata, "Wilujeung sumping di Green Canyon" atau "Selamat datang di Green Canyon".
Tim panitia langsung melakukan negosiasi untuk masuk ke wisata tersebut. Setelah negosiasi yang alot, kami pun berhasil masuk. Air sungai yang biru, udara yang sejuk, dan pepohonan yang rindang tersaji di depan mata kami. Melihat keindahan alam ini, dalam hati saya pun berkata, "Oh indahnya ciptaan Tuhan."
Tanpa basa-basi, kami pun langsung menaiki perahu dan bukit-bukit cadas. Gemericik air menemani kami di setiap detik perjalanan. Tak terasa perjalanan selesai dan kami sampai di Green Canyon.
Hanya satu kata yang saya katakan, "Wow!"
Semua elemen alam seperti air, udara, cahaya, dan tanah saling bersinergi melengkapi satu sama lain. Keindahannya menyuguhkan pemandangan yang indah dan mendamaikan hati.
Byur! Kami pun langsung berenang menuju batu besar, yang memang dijadikan tempat terjun bebas oleh pengunjung Green Canyon. Batu tersebut menjulang tinggi, kira-kira tingginya 6 meter dan di bawahnya merupakan sungai dengan air yang cukup deras. Kalau belum terjun bebas dari batu tersebut, berarti liburan Anda di Green Canyon berarti belum sah.
Kami pun langsung menaiki batu tersebut. Walaupun dalam hati merasa deg-degan karena takut. Akhirnya, "Byurr!" Saya pun terjun bebas dari batu tersbut dan menuju aliran sungai yang cukup deras.
Mungkin terjun bebas inilah yang menguji adrenalin kita dalam perjalan ini. Alhasil, kami pun mengulangi terjun bebas tersebut sampai tak terasa hari sudah sore.
Itu tandanya, kami harus pulang ke Jakarta. Untuk traveler saya sangat merekomendasikan tempat ini, untuk libur akhir pekan Anda.
sumber :
http://travel.detik.com/read/2012/12/14/092113/2118319/1025/5/green-canyon-pengobat-lelah-paling-ampuh-dari-ciamis
No comments:
Post a Comment