Perkedel Bondon : Kuliner Bandung : Kata bondon yang berasal dari bahasa Sunda yang bila ditejemahkan dalam bahasa Indonesia bisa berarti pekerja seks komersial, perempuan malam atau jablay dalam istilah yang lebih populer. Terdapat konotasi negatif yang selalu menyertainya.
Tapi jangan salah dengan bondon yang satu ini. Selalu mangkal persis di depan statsiun kereta api Bandung, membuatnya menjadi primadona bukan hanya bagi warga kota kembang tapi juga para pelancong yang datang dari luar kota.
Ya perkedel bondon. Merupakan jajanan alternatif selain fastfood yang menjamur di mall mall. Sebenarnya proses pembuatan perkedel ini sama seperti perkedel perkedel lain.
Berbahan dasar hasil tumbukan kentang rebus. kemudian dicampur dengan telor ayam, bawang daun, bawang merah, bawang putih, merica bubuk, terigu, tepung beras, dan garam secukupnya. Setelah diaduk rata dan dicampur bumbu barulah digoreng. Namun yang membedakan perkedel bondon dimasak diatas wajan berbahan bakar arang. Hal ini yang membuatnya berbeda karena memiliki aroma tersendiri.
Mang Ade sang penjual bila perkedel yang sudah ada sejak 1970 ini dapat menghabiskan kentang antara 50-60 kilo gram. Adapun waktu bukanya hanya pada malam hari yakni dari pukul 23:00-3:00 WIB. Hal tersebut jugalah yang membuatnya mendapat istilah bondon dibelakang namanya. Kendati demikian para pelanggan tak surut mengantri. Bahkan mereka musti rela menunggu berpuluh menit bahkan hingga satu jam hanya untuk bisa mencicip jajanan khas Bandung itu. Sementara jumlah kursi plastik yang tersedia hanya sekitar 25 buah.
Mematok harga Rp. 1000 per buah membuat perkedel bondon laris dipasaran. Omset permalam untuk kudapan sederhana ini mencapai Rp 3. Juta. Anda penasaran? Tak ada salahnya untuk segera ‘ngebondon’ di Bandung.
sumber : Liputan6, Kapanlagi & Intisari
No comments:
Post a Comment