Monday, April 1, 2013

Pecel Baywatch: Pecel “Ndeso” ala Mbah Warno “Anderson”

| Monday, April 1, 2013
paketours.blogspot.com > kuliner > Pecel Baywatch: Pecel “Ndeso” ala Mbah Warno “Anderson”

Pecel Baywatch: Pecel “Ndeso” ala Mbah Warno “Anderson” - Merasa ganjil mendengar nama Pecel Baywatch? Yang pasti bukan pecel yang dibuat oleh Pamela Anderson, pemeran dalam Baywatch yang seksi itu. Bahkan, sama sekali tidak berhubungan dengan lokasi pantai yang menjadi scene utama di film Baywatch.

Pecel Baywatch hanya tersedia di warung Mbah Warno yang letaknya di daerah Kasongan, tepatnya berada di jalan menuju Gunung Sempu, Yogyakarta. Sudah 35 tahun berdiri lho. Kalau Anda tidak benar-benar teliti menyusuri jalan ke warung ini, mungkin Anda kesulitan menemukannya. Pasalnya, papan nama warung pesel Mbak Warno hanya berukuran 30 x 20 cm2.


Menu utamanya sudah pasti pecel. Namun, Mbah Warno lebih memilih jenis pecel “ndeso”, yang menggunakan kembang turi sebagai salah satu sayurannya. Di warung Mbah Warno, ada empat sayuran yang dipakai dalam pecel. Yaitu daun bayam, daun pepaya, kembang turi, dan taoge.

Perpaduan bumbu kacang dan kembang turi ini membuat sensasi lain di lidah. Bumbu kacang yang manis, akan beradu dengan getirnya kembang turi di mulut. Rasanya, memang nikmat!

Sebagai lauknya, disediakan lele, belut goreng kering, tahu bacem, mangut belut (belut bersantan yang dibumbui cabai), hingga bakmi goreng. Pecel memang sangat nikmat disantap dengan lele goreng atau tahu bacem.

Mbah Warno menggoreng lelenya sampai kering, sehingga kreyes ketika digigit. Tahu bacemnya nikmat disantap dengan cabe rawit. Pedes!. Sedangkan belut gorengnya, dibuat dengan versi kering dan basah. Dan, buat Anda penggemar masakan pedas, coba saja mangut belutnya. Sensasi pedas segera memenuhi lidah Anda.

Berkunjung ke warung Mbah Warno memang akan disuguhi suasana “restoran ndeso”. Jangan berharap live musik atau musik dari mp3 terdengar di sini. Apalagi, jangan pula mendambakan teve plasma dengan kanal dari layanan teve kabel.

Interiornya hanya perabotan apa saja yang masih mampu difungsikan. Hanya terdapat beberapa meja dan kursi kayu, dengan satu dipan. Pasca gempa Mei 2006, dapurnya berada di ruang depan, yang masih menggunakan anglo untuk perapian. “Belum punya uang untuk membangun dapur baru,” tutur Mbah Warno yang bersahaja ini, seperti dikutip Yogyes.com. Tapi soal keramahan, Mbah Warno dan asistennya melayani dengan tulus.

Apa hubungannya dengan sandangan nama “Baywatch”? Kalau nama ini barangkali muncul dari keisengan pelanggan Mbah Warno yang sering nongkrong di situ. Pasalnya, Mbah Warno dan asistennya, sering kedapatan menggunakan kaos kutang. Maka, ingatan pun salah satunya lari ke sosok Pamela Anderson di film Baywatch. Mbah Warno akhirnya juga mendapat julukan: Mbah Warno “Anderson”. Ada-ada saja! ( sidomi.com )

Related Posts

No comments:

Post a Comment